HPK taruh disini
Bolamania.id- hat-trick dan Gelar ke-13 juara Eropa sudah tepat di ambang mata. Apa gerangan yang membuat Real Madrid begitu kuat di Liga Champions?
Di Madrid, tidak ada yang namanya filosofi revolusioner seperti yang diusung Barcelona. Tidak juga ada klaim sistem permainan yang lebih baik dari sistem yang lainnya. Sebagai gantinya,Hasrat mengejar trofi yang tinggi lah yang dimiliki dalam diri Madrid.
Seperti diataslah perkiraan kesuksesan yang diartikan di Santiago Bernabeu: ambisi mendapat trofi demi trofi, dan di atas segalanya dalam Liga Champions.
Pemecatan Carlo Ancelotti dan Rafa Benitez nyatanya tidak menggoyahkan Madrid. Justru tiga dari empat trofi Liga Champions terakhir berhasil disabet. Kini, Madrid berada di depan mata pada gelar hat-trick juara beruntun. Hanya 90 menit kontra Liverpool yang harus mereka hadapi demi titel Eropa ke-13. La Decimotercera.
sepanjang tahun ke tahun, klub-klub kaya seperti Paris Saint-Germain dan Manchester City mengusung ambisi besar untuk menaklukkan Eropa. meski pada akhirnya mereka terlihat kepayahan untuk meniru metodologi kesuksesan Madrid.
Madrid layaknya tim yang dibangun khusus untuk kompetisi ini. Ada bagian spesial di lengan jersey Madrid yang menandakan koleksi 12 trofi milik mereka, sebuah identitas yang amat membanggakan. Real Madrid dan Liga Champions dapat dibilang sebagai dua unsur yang tidak terpisahkan.
Suatu hari Manolo Sanchis dalam ceritanya mengatakan “Bagaimana Anda mendeskripsikan GEN juara Real Madrid di Liga Champions?” Mantan bek yang mengapteni Madrid di final 1998 melawan Juventus itu melanjutkan, “Inilah hal tidak dipahami para investor baru di olahraga ini. Mereka dapat membeli apapun itu dengan uang, tetapi tidak dengan ini.”
“Anda tidak akan dapat membeli sejarah 116 tahun yang dimiliki oleh Madrid, tidak juga warisan yang telah ditinggalkan para legenda, maupun gen juara yang dimiliki [Sergio] Ramos, Cristiano [Ronaldo], [Alfredo] Di Stefano, dan [Raymond] Kopa.”
“Seseorang dengan cek tebal di tangannya mungkin akan bertanya dalam hati: ‘Bagaimana caranya saya dapat membeli semua kesuksesan seperti tersebut?’ dan ,maaf, Anda tidak akan bisa.”
Sejarah Madrid yang panjang dan sukses, dapat dibilang dimulai dari kesuksesan Madrid di era modern pada 1998, ketika mereka memenangi gelar Eropa bersama Jupp Heynckes. Itu adalah trofi Liga Champions pertama Madrid dalam 32 tahun terakhir. Sejak itu, mereka mampu meraih lima kemenangan lagi. Kesuksesan memang adiktiff, kemenangan beranak pinak menjadi deretan kemenangan.
Zinedine Zidane merupakan mantan pemain sekaligus pelatih Madrid saat ini tentu sangat paham dengan mentalitas ini. Itulah yang mengakibatkan mengapa ia sadar bahwa bagus tidaknya musim mereka akan tergantung dari final di Kiev, Sabtu (26/5) besok. Tidak cukup untuk menjadi nyaris juara dan mencoba lagi tahun depan. Pilihannya adalah trofi yang datang atau Zidane yang akan mundur.
Setiap pemain baru Real Madrid harus paham bahwa mereka harus dapat berdiri kokoh mengikuti warisan yang sudah dibangun oleh pemain era sebelumnya. Itulah alasan Madrid dalam beberapa tahun terakhir terlihat begitu kalem dalam memburu gelar.
Sumber : Goal.com
Di Madrid, tidak ada yang namanya filosofi revolusioner seperti yang diusung Barcelona. Tidak juga ada klaim sistem permainan yang lebih baik dari sistem yang lainnya. Sebagai gantinya,Hasrat mengejar trofi yang tinggi lah yang dimiliki dalam diri Madrid.
Seperti diataslah perkiraan kesuksesan yang diartikan di Santiago Bernabeu: ambisi mendapat trofi demi trofi, dan di atas segalanya dalam Liga Champions.
Pemecatan Carlo Ancelotti dan Rafa Benitez nyatanya tidak menggoyahkan Madrid. Justru tiga dari empat trofi Liga Champions terakhir berhasil disabet. Kini, Madrid berada di depan mata pada gelar hat-trick juara beruntun. Hanya 90 menit kontra Liverpool yang harus mereka hadapi demi titel Eropa ke-13. La Decimotercera.
sepanjang tahun ke tahun, klub-klub kaya seperti Paris Saint-Germain dan Manchester City mengusung ambisi besar untuk menaklukkan Eropa. meski pada akhirnya mereka terlihat kepayahan untuk meniru metodologi kesuksesan Madrid.
Madrid layaknya tim yang dibangun khusus untuk kompetisi ini. Ada bagian spesial di lengan jersey Madrid yang menandakan koleksi 12 trofi milik mereka, sebuah identitas yang amat membanggakan. Real Madrid dan Liga Champions dapat dibilang sebagai dua unsur yang tidak terpisahkan.
Suatu hari Manolo Sanchis dalam ceritanya mengatakan “Bagaimana Anda mendeskripsikan GEN juara Real Madrid di Liga Champions?” Mantan bek yang mengapteni Madrid di final 1998 melawan Juventus itu melanjutkan, “Inilah hal tidak dipahami para investor baru di olahraga ini. Mereka dapat membeli apapun itu dengan uang, tetapi tidak dengan ini.”
“Anda tidak akan dapat membeli sejarah 116 tahun yang dimiliki oleh Madrid, tidak juga warisan yang telah ditinggalkan para legenda, maupun gen juara yang dimiliki [Sergio] Ramos, Cristiano [Ronaldo], [Alfredo] Di Stefano, dan [Raymond] Kopa.”
“Seseorang dengan cek tebal di tangannya mungkin akan bertanya dalam hati: ‘Bagaimana caranya saya dapat membeli semua kesuksesan seperti tersebut?’ dan ,maaf, Anda tidak akan bisa.”
Sejarah Madrid yang panjang dan sukses, dapat dibilang dimulai dari kesuksesan Madrid di era modern pada 1998, ketika mereka memenangi gelar Eropa bersama Jupp Heynckes. Itu adalah trofi Liga Champions pertama Madrid dalam 32 tahun terakhir. Sejak itu, mereka mampu meraih lima kemenangan lagi. Kesuksesan memang adiktiff, kemenangan beranak pinak menjadi deretan kemenangan.
Zinedine Zidane merupakan mantan pemain sekaligus pelatih Madrid saat ini tentu sangat paham dengan mentalitas ini. Itulah yang mengakibatkan mengapa ia sadar bahwa bagus tidaknya musim mereka akan tergantung dari final di Kiev, Sabtu (26/5) besok. Tidak cukup untuk menjadi nyaris juara dan mencoba lagi tahun depan. Pilihannya adalah trofi yang datang atau Zidane yang akan mundur.
Setiap pemain baru Real Madrid harus paham bahwa mereka harus dapat berdiri kokoh mengikuti warisan yang sudah dibangun oleh pemain era sebelumnya. Itulah alasan Madrid dalam beberapa tahun terakhir terlihat begitu kalem dalam memburu gelar.
Baca juga : Ronaldinho Akan Nikahi 2 Pacarnya Sekaligus Agustus Mendatang
Sumber : Goal.com